INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Pendidikan Cegah Imbas Ekstrem Berkembang

Pendidikan berperan besar untuk menghambat tumbuh kembang radikalisme. Melalui pendidikan, penerima didik diajarkan untuk berpikir kritis dan analitis sehingga tidak gampang tergoda gosip atau informasi yang berbau radikal atau ekstrem.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, setiap anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Jika rasa ingin tahu tersebut tidak bisa difasilitasi oleh orang bau tanah dan guru maka anak akan mencari sumber lain untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Untuk itu, tidak hanya penerima didik, orang bau tanah dan guru juga dituntut untuk kritis dan analitis.
“Bayangkan kalau anak bertanya tapi orang bau tanah dan guru tidak tahu jawabannya, mereka akan mencari tahu sendiri. Kalau tidak kritis, mereka tidak akan kroscek lagi informasi tersebut sehingga mereka telan mentah-mentah dan gampang dipengaruhi,” kata Mendikbud di kantor Kemendikbud, Jumat (26/06/2015).
Mendikbud menekankan, belum dewasa harus diberi ruang untuk bertanya. Selain berpikir kritis mereka juga harus diajak analitis. Mencari lantaran dan akhir yang masuk dalam akal. Dengan demikian, belum dewasa dipacu untuk mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan ekspansi pengetahuan ditambah kritik dan analitik akan menumbuhkan empati.
“Karakter adil seorang anak harus bisa memunculkan sintesa yang menghasilkan win-win solution. Adil ditumbuhkan lewat pengetahuan, critical dan analitical thinking,” tuturnya.
Salah satu cara yang bisa dipakai untuk menumbuhkan abjad kritis dan analitis ialah dengan memperluas pengalaman berinteraksi. Mendikbud mengajak biar orang bau tanah dan guru menunjukkan anak pengalaman berinteraksi dengan orang berbeda. Dengan interaksi, akan menciptakan anak saling mengenal perbedaan baik beda agama, suku, maupun beda etnis.

Sumber : Kemdikbud RI

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel