INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Tahun 2015 Indonesia Cerdik Jangkau 19,2 Juta Anak

Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melaksanakan rapat kerja terbuka dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Agenda rapat kerja kali ini membahas perihal anjuran Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan Tahun Anggaran 2015 (RAPBN-P TA 2015) sesuai dengan Nota Keuangan terkait peningkatan cakupan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Rapat kerja tersebut dihadiri 28 dari 53 orang anggota dewan Komisi X dewan perwakilan rakyat RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, beserta jajarannya.
Pada raker ini Kemendikbud mengusulkan peningkatan embel-embel anggaran sebesar Rp 7,1 triliyun untuk peningkatan cakupan KIP. Cakupannya, kata dia, diperlukan menjangkau 19,2 juta anak usia sekolah di seluruh Indonesia. Sebelumnya KIP hanya menjangkau 9,1 juta siswa. Cakupan intervensi dari aktivitas Kartu Indonesia Pintar ini, kata dia, diharapakan sanggup menjangkau 25% dari masyarakat atau siswa yang berada di dalam sekolah. Jika menjangkau anak di luar sekolah, kata dia, maka jangkauannya jauh lebih luas. “Dalam perhitungan kami, insya Allah kita sanggup menjangkau belum dewasa yang miskin dan rentan miskin,” ujar Mendikbud Anies ketika memberikan paparan RAPBN-P TA 2015, di gedung Nusantara 1 dewan perwakilan rakyat RI, Kamis (5/2/2015).



Mendikbud menjelaskan, menurut Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) 2015 target akseptor KIP berjumlah 9,1 juta siswa dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 5,32 triliyun. Usulan penambahan kali ini, kata dia, sanggup meningkatkan cakupan dari 9,1 juta anak menjadi 19,2 juta anak, dengan keperluan penambahan anggaran Rp 7,1 triliun.
Mendikbud menyebutkan, dari alokasi yang diusulkan, kata dia, konsentrasinya pada menuntaskan duduk kasus putus sekolah dan memastikan anak sanggup sekolah terutama dari kelompok yang miskin. “Dengan Program Indonesia Pintar, maka fondasi di 2015 untuk mengurangi belum dewasa putus sekolah itu sanggup kita lakukan,” ucapnya.
Mendikbud mengatakan, potensi terbesar dari anak putus sekolah yaitu terputus ketika melewati satu jenjang pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya. Berdasarkan data, kata dia, potensi putus sekolah paling tinggi yaitu mereka yang kuantil keluarganya rendah. Mereka yang cukup makmur, kata dia, potensi putus sekolahnya ada tetapi tidak sebesar mereka yang kondisinya miskin dan rentan miskin. “Harapannya kita sanggup menyelamatkan belum dewasa Indonesia dari duduk kasus putus sekolah,” katanya.
Pada rapat kerja tersebut, Komisi X dewan perwakilan rakyat RI mendapatkan paparan Kemendikbud RI terkait alokasi embel-embel anggaran dalam RAPBN-P TA 2015 perihal Program Indonesia Pintar (PIP). Kedua belah pihak setuju akan melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di lalu hari untuk melaksanakan pendalaman terkait anjuran tersebut. RDP tersebut akan dilakukan sehabis ada sinkronisasi anggaran dari Badan Anggaran dewan perwakilan rakyat RI. Dalam RDP mendatang akan membahas beberapa poin, diantaranya perihal merincikan batasan usia target PIP, merincikan batasan jenis forum yang sanggup memberlakukan PIP, dan permasalahan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta sarana prasarana pendidikan. 


sumber: portal kemdikbud/pengunggah: Erika Hutapea

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel